========================== |
Pacitan --- Dunia pendidikan memiliki empat pilar penting yang mendukung prosesnya. Guru, siswa, sarana dan prasarana, serta kurikulum, adalah keempat pilar yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.
Untuk urusan guru di Pacitan, misalnya, menurut Bupati Pacitan Indartato, pada 2014 diperkirakan akan mengalami kekurangan 1.125 orang guru. Dari jumlah tersebut, kebutuhan paling banyak adalah kebutuhan guru SD. Kekurangan tersebut selain karena banyaknya guru yang pensiun, juga karena kurangnya guru yang mampu mengampu mata pelajaran.
|
Menyikapi hal tersebut, Mendikbud mengajak semua pihak untuk berpikir dan berperan dalam mencari solusi. Jika ada kekurangan, kata Menteri Nuh, maka sudah selayaknya ditambah dengan tidak mengabaikan standar kualitas. Bukan malah mempermasalahkan masalah tersebut. Dan salah satu upaya pemerintah untuk menjawab persoalan kualitas guru, adalah dengan melakukan pemetaan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG).
UKG merupakan instrumen pemetaan yang akan digunakan untuk melihat dimana kelemahan kompetensi para guru yang ada saat ini, sehingga bisa diperbaiki dengan tepat. “Ibarat sumur, yang kita ukur itu kedalamannya, kualitas airnya. Dan yang kedua yang kita ukur adalah kemampuan pompa untuk menyalurkan air sumur tersebut,” jelas mantan Rektor ITS ini.
Jika sumur disamakan dengan kompetensi guru, maka pompa adalah kemampuan pedagogiknya. Keduanya harus sama-sama berkualitas baik, untuk mencapai pendidikan yang berkualitas. Dengan alasan tersebut, hendaknya para guru berlomba untuk memeriksakan kompetensinya. Agar secepat mungkin bisa diberikan solusinya. Apalagi UKG ini sama sekali tidak berkaitan dengan tunjangan profesi.
“Kalau siswanya saja setiap hari dites untuk melihat sejauh mana kemampuannya, gurupun demikian,” katanya. Selain UKG, pemerintah juga menyiapkan beberapa skenario lain untuk menambah jumlah guru yang berkualitas. Salah satunya adalah dengan mengasramakan calon guru, untuk dididik dan dilatih agar mampu menyandang profesi guru. Selain itu, calon guru tersebut juga disiapkan untuk mengampu dua mata pelajaran sekaligus.
“Ada mata pelajaran mayor, dan ada mata pelajaran minor,” katanya. Tujuannya, selain untuk mengatasi kekurangan guru, juga untuk mengatasi kekurangan jam mengajar yang banyak dialami para guru saat ini. (AR)
Sumber : Kemdikbud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar