Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud),
Anies Baswedan menyampaikan, semua aktivitas untuk anak-anak memang harus
memiliki daya tarik yang kuat agar anak tidak mudah merasa bosan termasuk dalam
hal metode atau cara mengajarkannya. "Ini yang harus kita dorong,
diperlukan guru-guru silat yang membuat anak-anak merasa ketagihan ingin cepat
kembali lagi belajar silat," katanya di Universitas Negeri Semarang, Jawa
Tengah,
Mendikbud mengungkapkan kualitas guru silat
perlu ditingkatkan agar mampu mengajarkan silat pada anak-anak dengan
menyenangkan. Selain itu, kata dia, sekolah-sekolah dapat menganjurkan
siswa-siswanya untuk mengikuti kegiatan ekstra kurikuler pencak silat.
"Ekstra kurikuler itu bisa didorong sehingga mereka berminat, ada guru
yang menarik kemudian bisa tumbuh," ujarnya.
Mendikbud mengatakan, seni pencak silat ini juga
memerlukan ikon atau sosok yang mampu menginspirasi anak-anak sehingga tertarik
mempelajarinya. Iko Uwais, kata dia, adalah ikon pencak silat Indonesia yang
luar biasa dengan segudang prestasi baik tingkat nasional maupun internasional.
"Kita harus membuat pencak silat ini menjadi keren," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Iko Uwais
menyebutkan, setiap provinsi di Indonesia memiliki aliran pencak silat yang
beragam. Di Jakarta saja yang biasa dikenal silat Betawi, kata dia, terdapat
ratusan perguruan pencak silat dengan berbagai aliran pencak silat. "Itu
yang membedakan adalah karakter bertarungnya," katanya.
Iko menjelaskan, bela diri pencak silat ini
sudah dikenal di mancanegara seperti Perancis, Belanda, Inggris, Amerika
Serikat dan lainnya. Mereka, kata dia, tidak sekadar suka pencak silat tetapi
cinta pencak silat bahkan mereka rela mengumpulkan uang untuk pergi ke
Indonesia mempelajari seni bela diri pencak silat. "Saya heran di
Indonesia negara kita sendiri tidak begitu populer, mungkin metode latihannya
harus diganti, apabila pukul dan tangkis hanya itu-itu saja orang akan cepat
bosan," kata aktor utama film Merantau itu.
Sumber : Kemdikbud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar