Aksara King Sejong
Jakarta – Indonesia mendapatkan Penghargaan Aksara King Sejong dari UNESCO (United Nations Educational Scientific and Cultural Organization), atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB.
Penghargaan ini diberikan atas program pendidikan keaksaraan yang diintegrasikan dengan pengenalan kewirausahaan dan pembinaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di ruang publik, seperti pasar dan tempat ibadah, serta pembinaan tutor secara berkala.
Penghargaan ini diberikan atas program pendidikan keaksaraan yang diintegrasikan dengan pengenalan kewirausahaan dan pembinaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di ruang publik, seperti pasar dan tempat ibadah, serta pembinaan tutor secara berkala.
Dalam jumpa pers di Gedung E Kemdikbud, (27/8), Direktur Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non-Formal dan Informal (Ditjen PAUDNI), Ella Yulaelawati mengatakan, penghargaan ini merupakan prestasi sekaligus pengakuan internasional yang membuktikan program-program pendidikan masyarakat dari Kemdikbud telah diapresiasi positif oleh badan dunia. Penghargaan ini juga menjadi prestasi Kemdikbud menjelang puncak acara peringatan Hari Aksara Internasional tahun 2012 yang direncanakan akan berlangsung pada 15 September 2012 di Provinsi Kalimantan Tengah.
Ella juga mengatakan, program pendidikan keaksaraan berupaya menciptakan dan mempertahankan masyarakat pembelajar sepanjang hayat melalui layanan keaksaraan orang dewasa, termasuk keaksaraan dasar dan digital, aksara kewirausahaan, peningkatan budaya membaca dan bimbingan teknis untuk para tutor, pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). "Saat ini ada sekitar 3500 TBM dan PKBM yang bergerak sebagai pusat literasi untuk mengentaskan buta aksara," katanya.
Beberapa negara yang pernah memperoleh penghargaan King Sejong sejak tahun 2008 hingga 2011 antara lain Burundi, Meksiko, Mesir, Afghanistan, dan Zambia. Pemberian penghargaan Aksara King Sejong 2012 akan dilaksanakan di Paris pada 6 September 2012. Atas keberhasilan Indonesia dalam percepatan peningkatan aksara, UNESCO juga meminta Indonesia untuk menyajikan rencana aksi dan mampu menunjukkan menjadi negara bebas tuna aksara pada tahun 2015. (DM)
Sumber : Kemdikbud
Sumber : Kemdikbud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar