“Kami pilih meneliti wayang karena selama ini kami kesulitan untuk melihat wayang. Selain karena sekolah, juga karena wayang jarang sekali dimainkan,” demikian diungkapkan Andang saat ditanya mengapa mereka memilih wayang sebagai objek penelitian.
Kedua siswa ini melakukan penelitian dan menuangkannya dalam sebuah permainan dalam kurun waktu tiga bulan. Semula proyek penelitian ini dilakukan untuk diikutkan dalam Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) pada Januari lalu. Namun karena mereka gagal ikut kompetisi tersebut, akhirnya wayang hasil penelitiannya ini diikutkan dan akhirnya berhasil masuk dalam OPSI ini.
Menurut Andang, karakteristik wayang yang ksatria dan perkasa sangat mengagumkan. Sifat seperti itu harusnya bisa dipelajari kaum muda sepertinya. Kurangnya akses pada budaya wayang memberi inisiatif mereka untuk membuat permainan ini.
Setelah melakukan pengujian pada 100 orang responden, didapatkan hasil bahwa 79 persen responden mengakui bahwa permainan wayang yang bernama m-wayang ini mengasyikkan. Selain itu diketahui pula terjadi peningkatan yang signifikan pengetahuan responden terhadap kisah wayang.
“80 persen lebih responden akhirnya mengetahui seperti apa wayang itu, kisahnya seperti apa,” katanya. Melalui permainan ini, mereka berharap dapat mendekatkan wayang ke kalangan pelajar dan masyarakat secara interaktif, murah, dan tetap memberikan nilai edukasi. (AR)
Sumber : Kemdikbud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar