| Unduh Playlist The Water | Damai Bersama-MU by Chrisye | Serat Wirid Saloka Jati [ unduh ]
MAJALAH SEAMOLEC SERAT WULANGREH MASTER APLIKASI PKG[Unduh] atau Unduh Di Sini
VIDEO MACAPAT (Notasi) ONLINE | MACAPAT (Cakepan) ONLINE MP3 | MACAPAT (Notasi) ONLINE MP3
Jalan Lurus - Gita Gutawa dan Biografi | Dirgahayu Indonesia (Lagu Nasional) | Bidadari Dibalik Kesuksesan Bung Karno | Manfaat Kepiting Sawah | BAPERTARUM
Doa Selamat Dunia Akhirat
Do'a Qunut

Ayat Kursi

Rabu, 27 Februari 2013

Pelajaran Bahasa sebagai Sarana Mengembangkan Kemampuan Berpikir


Jakarta -- Pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 mengalami perubahan secara fundamental. Penggunaan bahasa tidak saja hanya dijadikan sebagai sarana komunikasi, tetapi sebagai sarana mengembangkan kemampuan berpikir. Dalam impelementasinya, pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan pendekatan berbasis teks.

“Ini (perubahan) yang terjadi  di dalam pembelajaran bahasa pada kurikulum 2013.  Pada KTP basisnya tidak pada teks, padahal pikiran yang lengkap, yang disampaikan orang dalam bahasa itu hanya dalam bentuk teks,” kata Plt. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud, Mahsun, saat memberikan keterangan pers di Kemdikbud, Jakarta, Selasa (26/02/2012).

Mahsun menjelaskan, teks tidak diartikan sebagai bentuk bahasa tulis seperti teks Pancasila, yang sering dibacakan pada saat upacara. Teks dapat berwujud teks tertulis maupun teks lisan. “Teks itu adalah ungkapan pikiran manusia yang lengkap yang di dalamnya ada situasi dan konteksnya,” katanya.

Teks, lanjut Mahsun, dibentuk oleh konteks situasi penggunaan bahasa yang di dalamnya ada register atau ragam bahasa yang melatarbelakangi lahirnya teks tersebut. “Register itu meliputi apa pesan yang akan disampaikan, kepada siapa pesan itu disampaikan, dan dalam format bahasa seperti apa pesan itu dikemas,” kata Guru Besar Universitas Mataram itu.

Mahsun mengatakan, semua pelajaran bahasa Indonesia mulai jenjang sekolah dasar (SD) sampai dengan sekolah menengah atas (SMA) berbasis teks. Dia menyebutkan, untuk jenjang SD sebanyak 30 jenis, SMP 45 jenis, dan SMA 60 jenis. “Ketika (siswa) sudah selesai mengetahui bagaimana susunan teks itu maka selesailah (pelajaran) bahasa Indonesia. Jadi setiap kompetensi dasar ada indikator penilaiannya,” katanya.

Mahsun menambahkan, ada dua jenis teks yaitu teks sastra dan nonsastra. Teks sastra terdiri atas sastra naratif dan nonnaratif. Dia mencontohkan, sastra naratif seperti cerita pendek (cerpen) dan prosa, sedangkan sastra nonnaratif seperti puisi. “Kelas empat SD sudah mulai belajar cerpen. Bahasa sastra sebagai bahan pembelajaran ini akan membuat mata pelajaran menarik,” katanya. (ASW)


Sumber : Kemdikbud 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ismail Wiroprojo